Keterkaitan Kehilangan Gigi Dengan Kemampuan Kognitif

Gangguan kognitif merupakan masalah serius bagi lansia karena menyebabkan terjadinya penurunan kinerja. Penelitian yang dilakukan di Indonesia menyatakan bahwa semakin menua usia maka dibutuhkan lingkungan yang mendukung untuk interaksi sosial sehingga menghindari penurunan kognitif. Lansia membutuhkan fasilitas yang dapat digunakan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesama (komunitas), kehilangan gigi dapat menurunkan kepercayaan diri, yang menyebabkan tidak adanya interaksi sosial dan mengakibatkan penurunan kognitif. Gangguan kognitif pada lansia dapat mempengaruhi kebersihan mulut, gigi berlubang, penyakit gusi yang berakibat tanggalnya gigi atau yang biasa kita sebut “ompong”.

Stigma negatif yang sering terdengar di Indonesia tentang masalah kesehatan gigi dan mulut yaitu “makin tua tidak masalah jika tidak ada gigi”. Gambar diatas menggambarkan pasien dengan kehilangan hampir seluruh gigi di usia lansia. Stigma tersebut didukung dengan penelitian oleh Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa 1 dari 6 orang dewasa berusia 65 tahun atau lebih telah kehilangan semua giginya.

Penelitian yang telah dilakukan oleh NYU Rory Meyers College of Nursing and published in JAMDA: The Journal of Post-Acute and Long-Term Care Medicine menyatakan bahwa terjadi penuruan kognitif secara signifikan pada lansia yang mengalami kehilangan gigi. Namun, hasil tersebut berbanding terbalik pada lansia yang menggantikan kehilangan gigi dengan gigi palsu, risiko penurunan kognitif tidak signifikan pada lansia yg menggunakan gigi palsu. Persentase orang dewasa yang kehilangan gigi lebih cenderung mengalami gangguan kognitif jika mereka tidak memiliki gigi palsu (23,8 persen) dibandingkan dengan mereka yang memiliki gigi palsu (16,9 persen).

Hubungan antara kehilangan gigi dengan berkurangnya fungsi kognitif, dikarenakan kehilangan gigi dapat menyebabkan gangguan fungsi mengunyah, sehingga menyebabkan kurangnya nutrisi, ketidakseimbangan kimiawi, atau perubahan pada otak yang memengaruhi fungsi otak. kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan peningkatan bakteri di mulut dan penyakit gusi, yang dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan risiko plak beta-amiloid di otak, yang menyebabkan demensia. Semakin banyak penelitian juga menunjukkan hubungan antara penyakit gusi — penyebab utama kehilangan gigi — dan penurunan kognitif. Selain itu, kehilangan gigi dapat mencerminkan kerugian sosial ekonomi seumur hidup yang juga merupakan faktor risiko penurunan kognitif. Hilangkan stigma buruk tentang gigi, segera konsultasikan kesehatan gigi dan mulut kepada dokter gigi terpercaya Arirang Dental Clinic demi Indonesia lebih sehat dan maju. Arirang Dental Clinic merupakan klinik gigi terdekat yang ada di jakarta selatan, yang belokasi di Mall Lotte Shopping Avenue 5F, Kuningan, Jakarta Selatan.

Related Article